ada yang bisa buatin drama cerita rakyat gak .pemainnya 2 laki 3 perempuan yang bisa komen aku kasih pulsa 10 rb .aq kasih no w.aku yang bisa komen
B. Indonesia
edo451
Pertanyaan
ada yang bisa buatin drama cerita rakyat gak .pemainnya 2 laki 3 perempuan yang bisa komen aku kasih pulsa 10 rb .aq kasih no w.aku yang bisa komen
1 Jawaban
-
1. Jawaban ZivyZip
Asal Usul Pesut Mahakam
Tokoh-Tokoh: Narator (Perempuan)
Ibu Tiri (Perempuan)
Ayah Kandung (Laki-Laki)
Anak pertama (Laki-Laki)
Anak Kedua (Perempuan)
Narator: Di sebuah desa tinggalah keluarga yang bahagia. Namun suatu hari kebahagiaan itu lenyap karena ibunya meninggal. Sang ayah menikah lagi dengan seorang wanita cantik yang adalah seorang janda di desa tersebut.
Ayah: Anak-anak, ini ibu baru kalian. Pasti kalian akan menjadi akrab hanya dalam satu hari ini. Nah, sekarang ayah pergi dulu. Beri salam pada ibu kalian, dan selamat tinggal!
Anak pertama: Ya, selamat tinggal ayah, hati-hati. Hai, ibu baru.
Anak kedua: Selamat tinggal ayah, selamat siang ibu baru.
Ibu tiri: Wah, jangan panggil aku ibu baru. Panggil saja ibu. Haha...
Ayah: Baik-baik ya!
Ibu+Anak 1+Anak 2: Iya, selamat jalan!
Narator: Namun ibu baru mereka hanya baik di depan ayah mereka...
Ibu tiri: Anak-anak jelek, cepat kemari!
Anak pertama: Ya, ibu?
Anak kedua: Ada apa, bu?
Ibu tiri: Siapa suruh panggil aku ibu? Kalian sekarang adalah budakku!
Anak pertama: Oh, tunggu sampai ayah tahu ini!
Ibu tiri: Biarkan! Dia tak akan percaya! Nah, pokoknya sekarang, cepatlah cari kayu bakar di hutan! Sana!
Anak kedua: Tapi kami belum makan siang...
Ibu tiri: Bodo amat! Cepat! Mau dikurung, hah?
Narator: Dua anak itu merasa marah dan akhirnya pergi mencari kayu bakar.
Anak pertama: Bagaimana ini, sudah malam tapi belum ketemu juga...
Anak kedua: Kak, aku takut...
Anak pertama: Wah, ada rumah. Bermalam disitu saja, yuk!
Narator: Mereka bermalam di rumah yang mereka temukan sampai pagi.
Anak pertama: Wah, ada dua bubur di meja!
Anak kedua: Asyik, kita makan yuk kak!
Narator: Mereka pun makan dengan lahap. Tapi...
Anak kedua: Hah? Kok buburnya panas?
Anak pertama: Iya! Ada sungai, kita minum airnya yuk! Nggak peduli kotor atau nggak!
Narator: Mereka menceburkan diri ke laut karena kepanasan. Tiba-tiba, ayah dan ibu tiri mereka datang.
Ayah: Mana anakku?
Ibu tiri: Mana aku tau.
Narator: Ayah melihat dua hewan (mereka sekarang dinamakan pesut) di sungai.
Ayah: Mereka...mereka pasti anakku!
Narator: Ayah menengok ke belakang, tapi tak ada istrinya. Ayah pun sadar bahwa istri barunya bukan manusia biasa. Yang hanya adalah penyesalan dan air mata. Tapi sampai kini kita dapat melihat pesut mahakam. TAMAT.