1. Jelaskan kehidupan masyarakat kerajaan bulleng dan dinasti warmadewa. 2.Diskripsikan peninggalan kerajaan bulleleng dan kerajaan dinasti warmadewa
Sejarah
FAJRI4822
Pertanyaan
1. Jelaskan kehidupan masyarakat kerajaan bulleng dan dinasti warmadewa.
2.Diskripsikan peninggalan kerajaan bulleleng dan kerajaan dinasti warmadewa
2.Diskripsikan peninggalan kerajaan bulleleng dan kerajaan dinasti warmadewa
1 Jawaban
-
1. Jawaban omil
Pura Penegil Dharma Para ahli memperkirakan keadaan masyarakat Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa tidak begitu jauh berbeda dengan masyarakat pada saat ini. Pada masa pemerintahan Udayana, masyarakat hidup berkelompok dalam suatu daerah yang disebut wanua. Sebagaian besar penduduk yang tinggal di wanuabermata pencaharian sebagai petani. Sebyah wanua dipimpin seorang tetua yang dianggap pandai dan mampu mengayomi masyarakat.Pada masa pemrintahan Anak Wungsu, masyarakat Buleleng dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu golongan caturwarna dan golongan luar kasta (jaba). Pembagian ini didasarkan pada kepercayaan Hindu yang dianut masyarakat Bali. Raja Anak Wungsu juga mengenalkan sistem penamaan bagi anak pertama, kedua, ketiga, dan keempat dengan nama pengenal sebagai berikut.1) Anak pertama dinamakan wayan. Kata wayan berasal dari wayahan yang berarti tua.2) Anak kedua dinamakan made. Kata made berasal dari madya yang berarti tengah.3) Anak ketiga dinamakan nyoman. Kata nyoman berasal dari nom yang berarti muda.4) Anak keempat dinamakan ketut. Kata ketut berasal dari tut yang berarti belakang.Selama pemerintahan Anak Wungsu, peraturan dan hukum ditegakkan dengan adil. Masyarakat diberi kebebasan berbicara. Jika masyarakat ingin menyampaikan pendapat, mereka didampingi pejabat desa untuk menghadap langsung kepada raja. Kebebasan tersebut membuktikan Raja Anak Wungsu sangat memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya. Jiwa seperti inilah yang saharusnya dilakukan pemimpin pada saat itu. Jika Anda menjadi seorang pemimpin, Anda harus mendegar dan merespons segala keluhan rakyat.Masyarakat Buleleng sudah mengembangkan berbagai kegiatan kesenian. Kesenian berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Udayana. Pada masa ini kesenian dibedakan menjadi dua, yaitu seni keraton dan seni rakyat. Dalam seni keraton dikenal penyanyi istana yang disebut pagending sang ratu. Selain penyanyi dikenal pula kesenian patapukan (topeng), pamukul (gamelan), banwal (gadelan), dan pinus (lawak). Adapun jenis kesenian yang berkembang di kalangan rakyat antara lain awayang ambaran (wayang keliling), anuling (peniup suling), atapukan(permainan topeng), parpadaha (permainan genderang), dan abonjing (permainan angklung).
a. Prasasti Blanjong
Prasasti Panempahan,c. Prasasti Melatgeded. Pura Tirta Empul